Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Siaran Pers : Kemenparekraf-ISTC Paparkan Hasil Sementara Pengukuran Indikator Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

Siaran Pers : Kemenparekraf-ISTC Paparkan Hasil Sementara Pengukuran Indikator Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

0

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Kemenparekraf-ISTC Paparkan Hasil Sementara Pengukuran Indikator Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

Labuan Bajo, 12 November 2023 - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan ISTC (Indonesia Sustainable Tourism Council/Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia) memaparkan hasil pengukuran pemenuhan indikator pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani (kedua dari kiri) memaparkan pengukuran pemenuhan indikator pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (10/11/2023).

Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Kegiatan Pengukuran Capaian Implementasi Kriteria dan Indikator Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Wilayah Labuan Bajo, Flores di Zasgo Hotel, Labuan Bajo, Jumat (10/11/2023) mengatakan pengukuran ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) yang mengedepankan asas keberlanjutan lingkungan. Pengukuran ini, kata Giri, merupakan yang pertama dilaksanakan di salah satu dari lima DPSP yang ada di Indonesia.

Giri yang juga berperan sebagai advisor di pilar tata kelola berkelanjutan memaparkan hasil berdasarkan hasil pengukuran di sejumlah titik di sekitar Labuan Bajo dan di kawasan Taman Nasional Komodo pada 8-9 November 2023. Kemudian terkait tata kelola destinasi pariwisata dan sarana-sarana pendukung di Labuan Bajo yang sudah bisa dikatakan telah memenuhi sejumlah kriteria yang ada. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan.

"Dari yang kami pahami di sini sebenarnya kerja sama sudah sangat banyak di Labuan Bajo ini, sudah banyak didukung oleh berbagai instansi. Labuan Bajo ini juga bagian dari Taman Nasional dan kami di pusat sedang menyiapkan masterplan yang terintegrasi," kata Giri.

Oleh karena itu, untuk merampungkan masterplan pariwisata yang terintegrasi (ITMP/Integrated Tourism Masterplan) ini diperlukan kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak, terutama dari pemerintah daerah dan pelaku parekraf setempat sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan masterplan ini. "Kami di pusat berperan dengan helicoper view-nya, sehingga nanti ITMP itu bisa memberikan guidance bagi stakeholder untuk pengembangan selanjutnya," katanya.

Dalam kesempatan serupa, Staf Ahli Menparekraf Bidang Pariwisata Berkelanjutan dan Konservasi (SAM PBK) Frans Teguh menambahkan hasil temuan ini masih bersifat sementara, karena masih ada data-data dan bukti yang perlu dilengkapi sehingga indikator pariwisata berkelanjutan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan diakui oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC) dan dijalankan oleh ISTC serta Kemenparekraf. Sehingga, Frans mengajak para stakeholder terkait agar melengkapi dan memperbaharui data dan dokumen yang dibutuhkan dalam waktu dua pekan ke depan.

"Setelah dua pekan, kami minta waktu satu pekan lagi untuk konsolidasi hasil. Setelah itu kami akan mengundang bapak dan ibu kembali untuk menyampaikan hasil tersebut secara formal melalui pleno virtual," kata Frans.

Frans mengungkapkan pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan tidak dapat ditempuh dalam waktu singkat. Sehingga, pengembangan ini akan terus berjalan secara bertahap.

Selain itu, berdasarkan hasil pengukuran, komitmen stakeholder untuk mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata berkelanjutan menunjukkan hasil sangat kuat. Tidak hanya itu, infrastruktur pendukung dan amenitas yang hadir di Labuan Bajo juga sudah berstandar internasional.

Infrastruktur ini menjadi dukungan yang kuat untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai DPSP berkelanjutan. Terlebih, kawasan Labuan Bajo memiliki keindahan alam dan budaya yang unik dan menarik.

"Destinasi ini juga memiliki sumber daya yang premium, yaitu spesies langka di darat yakni komodo, bentangan alam dan budaya, termasuk keindahan alam bahari. Sehingga ini memperkuat positioning kita sebagai unique values proposition dan memberikan pengalaman holistik," kata Frans.

Hal ini mendapat respons positif dari para peserta FGD yang berasal dari berbagai stakeholder terkait. 

Salah seorang peserta, Marta Muslin, mengungkapkan kegiatan pengukuran dan diskusi ini sangat penting dalam upaya menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan. 

"Melalui kegiatan ini kita bisa mengevaluasi letak kekurangan kita dan poin yang menjadi kelebihan kita. Sehingga ke depan destinasi ini bisa menjadi destinasi yang sustain," kata Marta yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesian Waste Platform.

FGD ini kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan deklarasi komitmen stakeholder terkait dalam menerapkan standar pariwisata berkelanjutan oleh peserta FGD.

Pengukuran di Meruorah

Pada Sabtu (11/11/2023), Tim dari Kemenparekraf/Baparekraf serta ISTC mengunjungi Meruorah Komodo Labuan Bajo Resort. Kunjungan yang dihadiri oleh SAM PBK Frans Teguh serta dua advisor dari ISTC, Amelda Pramezwary dan Diena M. Lemy ini bertujuan untuk mengukur penerapan indikator pariwisata berkelanjutan di hotel tersebut.

"Pengukuran di Meruorah ini kami lakukan untuk melihat indikator-indikator apa saja yang sudah dipenuhi oleh Hotel Meruorah sebagai best practice dari pengembangan pariwisata berkelanjutan," ucap Frans.

Dalam kunjungan ini, tim Kemenparekraf dan ISTC didampingi oleh General Manager Meruorah Komodo Labuan Bajo Resort, Frieth Siahaan. Fritz mengapresiasi kunjungan tim Kemenparekraf dan ISTC sebagai upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.

Selain itu, Frieth mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Labuan Bajo. "Melalui pengukuran ini kami akan mendapatkan lebih banyak lagi informasi detail mengenai sustainability itu seperti apa, penerapannya seperti apa, dan poin-poin yang diharapkan untuk menjadi hotel yang sustainable seperti apa," kata Frieth.


I Gusti Ayu Dewi Hendriyani

Kepala Biro Komunikasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RiSenin, 13 November 2023
1607
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif