Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Siaran Pers: Kemenparekraf-Dus Duk Duk Hadirkan Paviliun Indonesia Berbahan Ramah Lingkungan di Pameran Internasional

Siaran Pers: Kemenparekraf-Dus Duk Duk Hadirkan Paviliun Indonesia Berbahan Ramah Lingkungan di Pameran Internasional

0

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Kemenparekraf-Dus Duk Duk Hadirkan Paviliun Indonesia Berbahan Ramah Lingkungan di Pameran Internasional

Jakarta, 13 Maret 2024 - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif “Dus Duk Duk” menghadirkan ornamen dekorasi paviliun Indonesia ramah lingkungan pada dua pameran internasional yakni Outbound Travel Mart (OTM) di Mumbai dan South Asia's Travel & Tourism Exchange (SATTE) di New Delhi, India.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif “Dus Duk Duk” menghadirkan ornamen dekorasi paviliun Indonesia ramah lingkungan pada dua pameran internasional yakni Outbound Travel Mart (OTM) di Mumbai dan South Asia's Travel & Tourism Exchange (SATTE) di New Delhi, India, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno", Jakarta, (13/3/2024) .

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno", Senin (13/3/2024) menjelaskan bahwa kolaborasi ini tercipta berkat adanya kesamaan nilai yang diusung yaitu sustainable. Di mana pemerintah Indonesia berkomitmen membangun masa depan kepariwisataan Indonesia yang lebih baik melalui pariwisata berkelanjutan.

“Ini kolaborasi kita yang sangat saya banggakan. Melalui penggunaan bahan yang ramah lingkungan tentunya akan membawa penurunan emisi karbon,” ujar Sandiaga.

Dekorasi yang dihadirkan Kemenparekraf dan Dus Duk Duk pada pameran yang berlangsung bulan Februari lalu berupa ornamen stupa Candi Borobudur, Candi Prambanan, hingga Gunungan Wayang Jawa yang terbuat dari 100 persen kardus daur ulang.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Wilayah Asia Pasifik) Kemenparekraf/Baparekraf, Raden Wisnu Sindhutrisno, mengatakan inovasi pada booth Indonesia di dua pameran internasional tersebut menjadi daya tarik yang kuat. 

“The whole area tidak ada yang menggunakan dekorasi berbahan fiber cardboard, sehingga ini menjadi pusat perhatian, baik dari panitia, peserta, maupun pengunjung pameran,” ujar Wisnu.

Booth Indonesia di OTM Mumbai berhasil mendapatkan penghargaan “Best Design and Decoration Award”. Keunikan booth yang dihadirkan oleh Indonesia di OTM Mumbai maupun SATTE New Delhi juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan nilai penjualan paket-paket wisata di kedua pameran tersebut.

“Alhamdulillah bisa melampaui target yang kita canangkan dari awal. Ke depannya Kemenparekraf akan memperkuat kerja sama dengan Dus Duk Duk,” kata Wisnu.

Founder & Chief Product Development Dus Duk Duk, Angger Diri Wiranata menceritakan lahirnya brand bernama “Dus Duk Duk”. Inisiasi membuat brand tersebut berangkat dari pemikiran Angger beserta Arief Sustanto (Founder & Chief Executive Officer Dus Duk Duk) mengenai produk olahan kardus yang biasanya hanya dijadikan sebuah kemasan, yang kemudian menjadi sampah setelah tidak lagi digunakan. 

Menurut Angger, secara material kardus ini memiliki nilai berkelanjutan yang apabila diolah dengan pendekatan desain kreatif dan inovatif dapat menjadi kreasi unik dan solutif yang bernilai tinggi.

“Materialnya sendiri sudah sustainable, kenapa nggak secara produk juga bisa menjadi sirkular, muter terus. Bisa jadi dekorasi yang unik, bisa dibentuk apa saja, dan nilai plusnya lagi bobotnya ringan jadi memudahkan pengiriman lintas negara, sehingga jangkauannya luas,” jelas Angger.

Dekorasi dan instalasi yang dihasilkan Dus Duk Duk pun mendapat respons positif dari berbagai pihak pada dua pameran internasional tersebut lantaran material yang digunakan bukan bahan yang biasa. Pada umumnya, bahan yang digunakan berupa triplek kayu atau styrofoam, di mana material styrofoam ketika mencemari lingkungan tidak dapat terdaur hingga 1 juta tahun.

“Melalui inisiasi ini, harapannya dapat mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kepedulian mengenai penggunaan material yang ramah lingkungan yang dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari,” ujar Angger.

I Gusti Ayu Dewi Hendriyani

Kepala Biro Komunikasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIKamis, 14 Maret 2024
1976
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif