Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Modifikasi Pakaian Lama dengan Teknik Sashiko untuk Lebaran

Modifikasi Pakaian Lama dengan Teknik Sashiko untuk Lebaran

0

Menjelang Lebaran, sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk mengenakan pakaian baru. Tak heran kalau orang-orang berburu pakaian lebaran di pusat industri kreatif di berbagai daerah di Indonesia. Padahal, untuk tampil trendi di hari raya Idulfitri kita bisa memodifikasi pakaian lama agar terlihat baru.

Salah satu cara memperbarui tampilan pakaian lama agar terlihat baru dengan menggunakan teknik Sashiko. Sekadar informasi, teknik Sashiko adalah proses menjahit atau menyulam yang berasal dari Jepang. 

Dalam bahasa Jepang, Sashiko berarti “tusukan kecil” untuk menjahit kain. Teknik ini sudah ada sejak abad ke-18. Dulunya, masyarakat Jepang menggunakan teknik jahit Sashiko untuk menambal baju dan celana agar lebih kuat dan indah.

Ada beberapa motif Sashiko yang umum digunakan di Jepang, yakni Moyosazhi & Hitomesazi. Sashiko Moyosazhi adalah jahitan jelujur (teknik menjahit dengan sedikit jarak) yang menghasilkan bentuk geometris. Sementara, Sashiko Hitomesazi adalah motif yang lebih bebas.

Beberapa tahun belakangan, teknik Sashiko diminati banyak orang. Karena teknik ini menampilkan hasil jahitan yang menawan, estetik, dan kesan vintage yang digemari anak muda. Karena itu, Sobat Parekraf bisa menerapkan teknik Sashiko untuk memodifikasi pakaian lama agar terlihat baru dan trendi saat Lebaran nanti.

BACA JUGA: Kisah Sukses Tahilalats, Transformasi dari Komik ke Kafe   

Ilustrasi: Penerapan teknik Sashiko pada celana jeans (Foto: Shutterstock/Yopan90)

Berkreasi dengan Teknik Sashiko 

Kita bisa menerapkan teknik Sashiko pada pakaian berbahan katun, denim, atau bahkan kain nusantara. Sama seperti menyulam pada umumnya. Sobat Parekraf bisa menggunakan benang rajut wol atau benang sulam berwarna putih. Warna ini dipilih agar motif yang kita bentuk terlihat lebih kontras polanya. Akan tetapi, supaya terlihat lebih trendi, kita juga bisa menggunakan warna-warna benang lainnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan teknik Sashiko saat modifikasi pakaian lama adalah motif yang dibentuk. Umumnya teknik Sashiko menggunakan bentuk-bentuk geometris, seperti kotak, lingkaran, segitiga, hingga belah ketupat. 

Sobat Parekraf bisa langsung membuat motif-motif geometris tersebut pada pakaian lama, baik itu yang berbahan katun maupun denim. Sekadar tips, agar motif Sashiko terlihat lebih menonjol, kita bisa mencari warna benang yang kontras dengan pakaian lama yang akan kita modifikasi, ya!

Selain dengan menyulam benang langsung pada pakaian. Sobat Parekraf juga bisa berkreasi dengan “menambal” pakaian lama dengan teknik Sashiko. Contohnya, kita bisa mengombinasikan perca batik atau kain nusantara lainnya untuk memodifikasi kemeja berbahan denim, agar terlihat unik dan menarik saat lebaran.

Sobat Parekraf cukup menyesuaikan warna kain nusantara dan kemeja atau pakaian denim agar terlihat lebih kontras. Misalnya, warna biru pada kemeja denim kita padukan dengan kain berwarna merah atau kuning. Untuk bentuk kain tambalannya juga bisa dikreasikan sesuai kreativitas. Nantinya, kita tinggal menjahit kain perca pada pakaian lama dengan teknik Sashiko.

Menariknya lagi, selain bisa diterapkan pada pakaian. Teknik Sashiko juga bisa Sobat Parekraf terapkan pada sepatu maupun tas. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teknik Sashiko pada tas dan sepatu. 

Karena umumnya punya bahan dasar yang lebih tebal. Kita harus memilih benang yang lebih kuat, seperti benang wol, dan jarum yang lebih kuat untuk menjahit sepatu dan tas. Setelah itu, kita bisa langsung membuat pola geometris pada sepatu maupun tas yang sudah usang.

Bagaimana, tampil trendi saat lebaran tak butuh modal mahal, kan? Yuk, kita modifikasi pakaian lama untuk lebaran nanti, Sob!

BACA JUGA: 10 Sentra Batik di Pulau Jawa yang Menjadi Destinasi Wisata Ekonomi Kreatif 

Cover: Ilustrasi seseorang sedang menjahit menggunakan teknik sulam Sashiko (Foto: Shutterstock/Ben Photo)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIMinggu, 9 April 2023
7508
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif