Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
7 Arsitektur Chinatown Paling Populer di Indonesia

7 Arsitektur Chinatown Paling Populer di Indonesia

0

Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki chinatown atau wilayah pecinan yang mayoritas penduduknya adalah keturunan Tionghoa. Dikenal memiliki arsitektur yang khas, unik, dan menarik, tidak heran jika chinatown menjadi destinasi wisata budaya, sejarah, dan kuliner yang populer di Indonesia.

Menariknya, setiap chinatown di Indonesia memiliki daya tariknya masing-masing, baik itu dari sisi arsitektur, keunikan, hingga berbagai kuliner legendaris yang tersaji di sana. Berikut 7 chinatown paling populer di Indonesia yang wajib dikunjungi:

Pantjoran PIK (Jakarta)

Salah satu chinatown di Jakarta yang sedang hits beberapa waktu belakangan, yakni Pantjoran PIK. Area ini kental dengan nuansa oriental yang bisa Sobat Parekraf lihat dari gapura berwarna merah terang khas pecinan yang jadi pintu masuk kawasan Pantjoran PIK.

Ditambah lagi, desain arsitektur yang khas Tiongkok juga menjadi daya tarik Pantjoran PIK. Di sini Sobat Parekraf bisa melihat dinding yang dihiasi mural, penampilan barongsai, berbagai tempat penempa pedang, hingga berbagai hiburan musik, seperti guzheng, tarian seribu tangan, dan tai chi.

Glodok (Jakarta)

Berada di Kompleks Kota Tua Jakarta, chinatown Glodok merupakan salah satu pecinan legendaris yang tidak pernah sepi. Meskipun sudah ratusan tahun berdiri, seluruh arsitektur di Glodok masih kokoh dengan ciri khasnya yang sangat indah.

Di kawasan ini terdapat banyak tempat ibadah, seperti Wihara Budhi Dharma (Kelenteng Jin De Yuan), Wihara Ariya Marga (Lamceng Tee Bio), dan Kelenteng Tang Seng Ong See. Selain dikelilingi arsitektur kental budaya Tiongkok, chinatown Glodok juga memiliki banyak kuliner legendaris dan tempat belanja suvenir.

Jalan Cibadak (Bandung)

Berawal sebagai kampung Tiongkok yang ditinggal warga Tionghoa, saat ini Jalan Cibadak Bandung berubah menjadi ikon chinatown terpopuler di Indonesia. Jika berkunjung, Sobat Parekraf dapat merasakan suasana pecinan yang kental berkat ornamen, bangunan, dan arsitektur yang ditonjolkan.

Daya tarik dari Jalan Cibadak Bandung adalah wihara tertua di Kota Bandung yang masih berdiri kokoh, yakni Wihara Satya Budhi. Berada di satu kompleks dengan Wihara Samudra Bhakti dan Wihara Buddhagaya, Sobat Parekraf akan melihat Patung Dewa Guan Gong menunggang kuda di tengah wihara, yang dipercaya dapat melindungi siapa saja yang masuk ke dalam bangunan tersebut.

Kampung Sudiroprajan (Solo)

Kawasan chinatown berikutnya adalah Kampung Sudiroprajan, yang berlokasi di belakang Pasar Gede, Solo. Daya tarik pecinan Kampung Sudiroprajan terletak pada klenteng Tien Kok Sie yang masih berdiri kokoh meskipun sudah ada sejak tahun 1700-an.

Di Kampung Sudiroprajan, budaya Tionghoa dan Jawa saling menyatu dalam simbol, arsitektur, serta adat istiadat. Itulah yang bisa kita lihat pada tradisi tahunan menyambut Tahun Baru Imlek. Salah satu tradisi yang paling populer adalah Grebeg Sudiro, yaitu Festival Lampion sepanjang Jalan Sudirman dan Pasar Gede pada saat Imlek.

Ilustrasi Arsitektur Chinatown di Singkawang, Indonesia. (Foto: Shutterstock/Sony Herdiana)

Chinatown Singkawang (Kalimantan Barat)

Chinatown Singkawang atau dikenal dengan Pecinan Jamthang Singkawang-Kuching menjadi salah satu pecinan terbesar di Indonesia. Mengutip dari Kompas.com, kata Singkawang dalam versi Tiongkok berasal dari bahasa Hakka, yakni Shan (gunung), Kheu (mulut sungai), dan Yang (lautan).

Di Singkawang terdapat banyak peninggalan arkeologis yang bisa Sobat Parekraf temukan. Seperti klenteng tua, bangunan masa kolonial Belanda, dragon kiln atau tungku pembakaran keramik, dan rumah tua berarsitektur Tionghoa yang sangat khas.

Kesawan Square (Medan)

Selain Pecinan Singkawang, chinatown di Indonesia yang tidak kalah menarik adalah Kesawan Square.  Dikenal sebagai salah satu landmark Kota Medan, Kesawan Square dulunya adalah pusat perdagangan karena lokasinya yang sangat strategis.

Daya tarik dari Kesawan Square adalah Rumah Tjong A Fie, yaitu rumah kuno dengan perpaduan arsitektur Melayu, Tionghoa, dan Eropa yang menjadi ikon pecinan ini. Selain itu, Sobat Parekraf juga bisa berwisata kuliner menjajal berbagai jajanan tradisional maupun modern.

Nagoya Hill (Batam)

Terakhir adalah chinatown di Batam, yakni Nagoya Hill. Populer dengan nama Bukit Nagoya, pecinan ini merupakan sentralisasi komunitas Tionghoa yang menonjolkan arsitektur tua nan bersejarah. Beberapa di antaranya adalah Wihara Budhi Bhakti, Pa Auk Tawya, dan Maha Vihara Duta Maitreya. Setelah jalan-jalan dan berkeliling, kuliner khas Batam juga tak boleh ketinggalan dicicipi.

Foto Cover: Ilustrasi Arsitektur Chinatown di Indonesia. (Shutterstock/Gerdie Hutomo)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RISabtu, 12 Februari 2022
2216
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif