Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
5 Arsitektur Masjid Bersejarah di Indonesia yang Penuh Filosofi

5 Arsitektur Masjid Bersejarah di Indonesia yang Penuh Filosofi

0

Menyambut perayaan Isra Mikraj pada 28 Februari 2022, tidak ada salahnya Sobat Parekraf melakukan “perjalanan spiritual” dengan mengunjungi berbagai masjid bersejarah yang ada di Indonesia. Tak hanya sisi rohani saja yang ditenangkan, sisi jasmani pun seakan ikut tenang melihat kemegahan arsitektur dari setiap masjid bersejarah tersebut.

Tak hanya tua secara usia, arsitektur masjid-masjid ini juga kaya akan nilai filosofis yang menarik untuk dipelajari. Bahkan beberapa arsitektur masjid pun memadukan antara budaya Islam yang kuat dengan budaya lokal yang kental sehingga membuat bangunan masjid kaya akan makna mendalam.

Sobat Parekraf, berikut ini lima masjid bersejarah di Indonesia dengan arsitektur megah dan sarat akan nilai filosofis.

Masjid Istiqlal (Jakarta)

Membicarakan mengenai masjid bersejarah di Indonesia, Sobat Parekraf tidak dapat melupakan Masjid Istiqlal. Dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban, Masjid Istiqlal kaya akan nilai filosofis di tiap sisinya.

Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang yang melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu 12 Rabiulawal. Masjid Istiqlal memiliki total 5 lantai yang terdiri dari 4 lantai balkon dan 1 lantai dasar. Kelima lantai tersebut melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, serta jumlah sila dalam Pancasila.

Selain itu, di bagian luar masjid terdapat menara yang memiliki tinggi 6.666 cm, tinggi ini melambangkan keseluruhan jumlah ayat di dalam Al-Qur’an.

Lanskap Keindahan Arsitektur Masjid Raya Baiturrahman Aceh. (Shutterstock/Dwi Jualian)

Masjid Raya Baiturrahman (Aceh)

Masjid bersejarah di Indonesia ini dirancang oleh seorang kapten angkatan darat Belanda, Gerrit van Bruins. Arsitektur yang menjadi ciri khas Masjid Baiturrahman adalah pintu masuk yang didesain berbentuk besar dengan menambahkan unsur gigantik.

Pintu ini memiliki banyak ornamen dan bercelah-celah sehingga cahaya bisa masuk ke dalam masjid. Masjid Baiturrahman juga memiliki kolom yang dibuat dari beton. Kolom ini diberikan sentuhan putih yang memiliki filosofi kebersihan atau kesucian pada masjid.

Masjid Agung Demak (Jawa Tengah)

Masjid Agung Demak dirancang oleh Raden Patah pada abad ke-15. Nilai filosofis pada arsitektur masjid dapat dilihat pada pemilihan atap tumpang yang dibuat mirip dengan punden berundak. Atap ini menunjukan adanya hasil akulturasi Islam dengan budaya lokal.

Selain itu, Masjid Raya Demak juga memiliki 5 buah pintu. Angka tersebut melambangkan Rukun Islam. Sementara, jendelanya berjumlah enam yang terinspirasi dari Rukun Iman.

Masjid Menara Kudus (Jawa Tengah)

Dibangun oleh Sunan Kudus, masjid bersejarah di Indonesia ini sudah ada sejak 1549 Masehi. Arsitektur Masjid Menara Kudus kerap jadi pembicaraan karena desainnya yang unik dan nyentrik.

Pasalnya, mayoritas menara masjid mengadopsi gaya menara masjid khas Turki Usmani. Namun menara masjid ini justru mengadopsi bentuk candi dalam agama Hindu. Bukti akulturasi ini semakin kuat jika dilihat dari atap Masjid Menara Kudus yang dibuat tumpang dengan jumlah ganjil.

Masjid Agung Banten (Banten)

Arsitektur megah dari Masjid Agung Banten juga menyimpan nilai akulturasi tinggi. Arsitektur di masjid ini merupakan perpaduan sempurna antara budaya Jawa, Tiongkok, Eropa, dan Hindu. Sentuhan Tiongkok bisa dilihat dari atap bangunan utama masjid yang bertumpuk lima, mirip pagoda di Tiongkok. Atap ini merupakan rancangan arsitek Tionghoa bernama Tjek Ban Tjut.

Sedangkan ciri khas masjid Jawa kuno dapat dilihat dari adanya gapura di keempat arah mata angin. Semakin lengkap, Masjid Agung Banten juga memiliki tiyamah atau paviliun bergaya Eropa kuno di sisi selatan bangunan utamanya.

Foto Cover: Lanskap Arsitektur Besejarah, Masjid Istiqlal Jakarta. (Shutterstock/Fotofotolah)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RISelasa, 01 Maret 2022
9579
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif