Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
KaTa Kreatif: Melihat Keunikan Subsektor Seni Pertunjukan Khas Garut

KaTa Kreatif: Melihat Keunikan Subsektor Seni Pertunjukan Khas Garut

0

KaTa Kreatif adalah program unggulan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) yang bertujuan untuk menggali, mengelola, dan menumbuhkembangkan kreativitas sekaligus potensi lokal kabupaten/kota di Indonesia. 

Salah satu program pengembangan dalam KaTa Kreatif berupa workshop dan pendampingan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kewirausahaan pelaku ekraf (ekonomi kreatif) di Indonesia, termasuk salah satunya di Garut. Seperti yang Sobat Parekraf tahu, selain pariwisata, Garut memiliki potensi besar dalam industri kreatif, yakni pada subsektor seni pertunjukan

Jika terus dikembangkan, beragam seni pertunjukan khas Garut yang terkenal unik, berpotensi besar membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setempat. Berikut ini beberapa seni pertunjukan khas Garut yang menarik untuk disaksikan:

Raja Dogar

Rajanya Domba Garut atau Raja Dogar adalah seni pertunjukan yang menampilkan dua orang saling beradu sambil menggunakan kostum menyerupai domba. Mirip barongsai, pertunjukan “raja domba” dimainkan oleh dua orang, masing-masing di bagian kepala serta badan domba. 

Seni pertunjukan Raja Dogar diiringi musik tradisional Sunda, seperti kendang pencak, reog, angklung hingga kulanter. Menariknya, sebagai acara hiburan, Raja Dogar juga kerap dipentaskan secara nasional hingga internasional.

Surak Ibra

Salah satu seni pertunjukan di Garut yang sangat potensial adalah Surak Ibra, yaitu kesenian tradisional yang berasal dari Wanaraja. Dikenal dengan sebutan Boboyongan, Surak Ibra awalnya dibuat sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintahan Belanda. 

Ciri khas pertunjukan Surak Ibra ada pada seorang tokoh yang diboyong (diangkat, dilempar, dan ditangkap kembali) oleh anggota lainnya. Diikuti 30-60 orang, Surak Ibra dimulai dengan gerakan silat yang dilanjutkan dengan formasi melingkar sambil diiringi musik dan sorak sorai meriah dari para pemain.

Ilustrasi Pertunjukan Lais yang termasuk seni akrobatik tradisional yang mengutamakan keseimbangan, ketangkasan, dan koordinasi motorik. (Foto: shutterstock/muansibero).

Lais

Diiringi dengan tabuhan reog dan seni pencak silat, Lais adalah pertunjukan seni khas Garut yang cukup populer hingga sekarang. Pertunjukan Lais termasuk seni akrobatik tradisional yang mengutamakan keseimbangan, ketangkasan, dan koordinasi motorik oleh para pemainnya.

Sangat mendebarkan, pasalnya Sobat Parekraf akan melihat aksi pemain Lais bergelantungan pada seutas tali tambang yang dikaitkan dengan dua buah bambu setinggi 12-13 meter. Selama pertunjukan Lais berlangsung akan diiringi alat musik tradisional angklung dogdog dan terompet.

Jibrut

Selanjutnya adalah Jibrut, seni pertunjukan tradisional Garut yang memadukan antara tarian dan suara. Uniknya, suara yang dihasilkan bukan dari musik elektronik, melainkan berasal dari tangan yang dijepitkan ke ketiak. 

Sayangnya, saat ini seni pertunjukan Jibrut mulai meredup. Dalam upaya melestarikan seni pertunjukan Jibrut, rencananya akan diadakan Festival Jibrut sekaligus mengenalkan kembali keunikan dari seni pertunjukan di Garut ini.

Rudat

Sudah hadir sejak ratusan tahun silam di Desa Paas, Kecamatan Pameungpeuk, Rudat adalah seni pertunjukan tradisional yang awalnya tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Tujuan Rudat untuk menyebarkan agama Islam. Biasanya, kesenian Rudat ditampilkan pada peringatan hari keagamaan, seperti Maulid Nabi.

Seni pertunjukan Rudat menampilkan tarian yang dikombinasikan dengan gerakan pencak silat dan iringan musik terebang. Bahkan, tidak jarang seni pertunjukan Rudat dibumbui atraksi debus, seperti menginjak pecahan kaca dan menyemburkan api. 

Itulah berbagai subsektor seni pertunjukan khas Garut yang menarik untuk disaksikan. Tertarik menonton seni pertunjukan yang mana, Sobat Parekraf?

Foto Cover: Ilustrasi Rajanya Domba Garut (Raja Dogar) seni pertunjukan yang menampilkan dua orang saling beradu sambil menggunakan kostum menyerupai domba. (shutterstock/edisupena).

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIRabu, 6 Juli 2022
2977
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif